Share

Gagal Bayar Utang, Bed Bath & Beyond Bangkrut

Zuhirna Wulan Dilla , Okezone · Jum'at 27 Januari 2023 10:33 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 27 320 2754018 gagal-bayar-utang-bed-bath-beyond-bangkrut-8vYeEdVxBy.JPG Bed Bath & Beyond. (Foto: CNN)
A A A

JAKARTA - Perusahaan ritel Bed Bath & Beyond dikabarkan bangkrut karena gagal membayar pinjaman utangnya.

Tak hanya itu, saham perusahaan pun terus anjlok lebih dari 20%.

Dilansir dari CNN di Jakarta, Jumat (27/11/2023), harga saham perusahaan tersebut telah jatuh ke USD2,56.

Bahkan perusahaan juga sudah mendapat peringatan terkait pinjaman dari JPMorgan Chase.

Perusahaan mengatakan kalau saat ini tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membayar jumlah di bawah fasilitas kredit.

 BACA JUGA:CNN PHK Karyawan, Badai Hantam Industri Media

Sehingga hal ini membuat perusahaan untuk mencari alternatif strategis, termasuk merestrukturisasi utangnya.

Diketahui dari pengajuan Securities & Exchange Commission, Bed Bath & Beyond gagal bayar pinjaman tersebut pada 13 Januari 2023,

Akibatnya, kreditur menuntut pembayaran segera.

Adapun perusahaan juga telah memotong biaya, menurunkan belanja modal dan menutup toko hingga pusat distribusi.

Didirikan pada tahun 1971, Bed Bath & Beyond menjadi perusahaan ritel bahan pokok untuk dekorasi rumah, peralatan dapur, dan furnitur kamar asrama perguruan tinggi yang terjangkau.

Perusahaan ini juga terkenal dengan kupon diskon 20% di mana-mana.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Serta dikenal sebagai pemilik toko-toko besar dengan barang dagangan yang ditumpuk tinggi ke langit-langit.

Sebelumnya, perusahaan juga sudahberjuang untuk melakukan transisi ke belanja online.

Sayangnya pembeli memilih beralih ke pesaing karena ternyata mereka menemukan banyak alternatif yang lebih murah di Amazon (AMZN) dan situs online lainnya.

Perusahaan juga terpukul selama pandemi, dengan menutup toko sementara selama tahun 2020 sementara saingannya tetap buka.

Sebagai informasi, perusahaan telah kehilangan 17% dari penjualannya pada tahun 2020 dan 14% pada tahun 2021.

Bed Bath & Beyond telah dirotasi melalui beberapa eksekutif yang berbeda dan strategi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mantan eksekutif Target Mark Tritton yang meninggalkan perusahaan tahun lalu setelah kurang dari tiga tahun sebagai CEO.

Per Februari 2022, Bed Bath & Beyond memiliki 950 toko dan 32.000 pekerja.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini