Harga Minyak Brent Tembus USD60 Akibat Pengurangan Minyak di AS

Rabu, 21 Agustus 2019 - 11:31 WIB
Harga Minyak Brent Tembus USD60 Akibat Pengurangan Minyak di AS
Harga Minyak Brent Tembus USD60 Akibat Pengurangan Minyak di AS
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah meningkat pada perdagangan Rabu (21/8/2019). Bahkan, harga minyak mentah berjangka internasional, Brent tembus di atas USD60 per barel. Kenaikan harga didukung oleh persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Melansir dari Reuters, harga minyak Brent pada hari ini naik 13 sen atau 0,2% menjadi USD60,16 per barel pada pukul 01:36 GMT, setelah naik 0,5% pada Selasa kemarin.

Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 12 sen atau 0,2% menjadi USD56,25 per barel.

American Petroleum Institute (API) mengabarkan bahwa pasokan minyak mentah AS turun 3,5 juta barel menjadi 439,8 juta dalam pekan hingga 16 Agustus. Adapun data dari pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA) akan diumumkan pada Rabu siang waktu AS.

"Data persediaan minyak minggu ini menjadi katalis yang kritis, sehingga menaikkan harga," ujar Stephen Innes, managing partner VM Markets di Singapura.

Ia menambahkan, harga minyak bisa bergejolak seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pada Selasa kemarin, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengarakan negaranya akan mengambil tindakan untuk mencegah kapal tanker Iran berlayar di Laut Mediterania untuk mengirimkan minyak ke Suriah, karena melanggar sanksi AS.

Kenaikan harga minyak mentah juga didukung oleh data resmi Arab Saudi, dimana negara eksportir minyak terbesar di dunia itu, telah menurunkan ekspor minyaknya pada bulan Juni. Bahkan, Saudi berencana menjaga ekspor minyak tetap di level rendah, yaitu 7 juta barel per hari pada Agustus dan September, meski ada permintaan kuat dari pasar.

Namun, harga minyak bisa kembali melemah seiring masih memanasnya perang dagang AS dan China, yang berpotensi memperlemah ekonomi global. Dan membuat permintaan akan minyak menurun.

"Tarik menarik perang dagang membuat ketidakpastian atas prospek ekonomi global, dan ini bisa membatasi kenaikan harga minyak," kata Innes.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.6882 seconds (0.1#10.140)