JAKARTA - Harga minyak tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika dolar yang lebih kuat, kekhawatiran atas melonjaknya kasus COVID-19 di seluruh dunia dan lambannya vaksinasi terhadap virus Corona melebihi rebound kuartalan yang lebih baik dari perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi China.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret melemah 35 sen atau 0,64%, menjadi menetap di USD54,75 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 21 sen atau 0,40% menjadi ditutup di USD52,15 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Ditopang Data Impor China
"Ketakutan ekonomi yang disebabkan oleh Corona, dolar AS yang lebih kuat dan sentimen investor yang lebih pesimis semuanya memainkan peran mereka dalam fakta bahwa Brent diperdagangkan ... sekitar tiga dolar lebih rendah dari Rabu lalu (13/1/2021)," kata Analis Commerzbank, Eugen Weinberg dilansir dari Antara, Selasa (19/1/2021).
Kontrak acuan minyak telah menguat dalam beberapa minggu terakhir, didukung oleh peluncuran vaksin COVID-19 dan penurunan mengejutkan dalam produksi oleh Arab Saudi. Tetapi lambannya vaksinasi telah menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat perekonomian dapat pulih.
Seorang pejabat Inggris mengatakan peluncuran vaksin Inggris dibatasi oleh proses manufaktur yang "tidak mulus", dan Pfizer Inc mengatakan mereka mendistribusikan lebih sedikit dosis vaksinnya di Eropa pada Januari daripada yang dikontrak semula.
“Kampanye vaksinasi, meskipun sedang berlangsung, memperlambat kecepatan yang diperlukan untuk mempercepat pemulihan global pada kuartal pertama dan permintaan minyak akan kembali lambat,” kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya