kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pairing EURIDR ada dalam bayang-bayang koreksi


Kamis, 04 Februari 2021 / 21:50 WIB
Pairing EURIDR ada dalam bayang-bayang koreksi


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum akan seperkasa tahun lalu, pasangan EURIDR diprediksi masih berada dalam bayang-bayang pelemahan, seiring dengan masih jelasnya tren penguatan indeks dollar AS.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (4/2) pasangan kurs EURIDR tercatat mengalami koreksi 0,25% ke level 16.808 per euro. Padahal, per 30 Desember 2020, pasangan kurs masih berada di level Rp 17.116 per euro, yang artinya sudah terjadi penurunan sekitar 1,83% year to date (ytd).

Presiden Komisioner HFX International Sutopo Widodo mengungkapkan, penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS) jadi salah satu pemicu kuat yang menekan euro dalam beberapa waktu terakhir. 

Baca Juga: Pergerakan rupiah akhir pekan ini menanti rilis data AS

Indeks memberikan pembobotan besar bagi EUR, sehingga membuat pasangan kurs EURUSD maupun EURIDR mengalami penurunan pekan ini. "Secara teknis EURIDR cenderung menurun," kata Sutopo kepada Kontan, Kamis (4/2). 

Menguatnya indeks dollar AS juga sejalan dengan pergerakan saham AS, berkat tingginya laporan pendapatan korporasi teknologi besar, ekspektasi dan harapan senat Demokrat untuk meloloskan rencana stimulus Presiden AS Joe Biden pada pemungutan suara partai.

Selain itu juga laporan penggajian swasta Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan pasar tenaga kerja rebound pada Januari. "Itu menjadi beberapa data dan fakta yang positif bagi perkembangan AS minggu ini," jelasnya.

Sutopo menjelaskan, laporan ADP berkonotasi baik pada laporan non farm payroll (NFP). Jika Negeri Paman Sam berhasil merilis data NFP dan laporan pengangguran lebih baik dan sesuai ekspektasi, maka kemungkinan indeks dollar AS bakal kembali menguat. 

Baca Juga: Rupiah berpotensi lanjut koreksi pada perdagangan besok, Jumat (5/2)

"Itu tentunya akan mempengaruhi EURIDR untuk mencoba kembali menurun ke tingkat harga Rp 16.750 per euro ataupun Rp 16.700 per euro. Untuk sisi positif, level harga Rp 17,900 per euro akan menjadi resistance yang kuat," tandasnya.

Di sisi lain, kabar baik dari Eropa terkait kembalinya mantan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi dinilai belum cukup untuk membantu menahan kejatuhan euro setelah serangkaian rilis data lemah baru-baru ini. 

Ditambah lagi, aksi lockdown berkelanjutan dan pembatasan aktivitas untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, serta sinyal terbaru dari ECB bahwa pasar belum akan memangkas suku bunga acuannya masih menjadi perhatian pasar ke depan.

Selanjutnya: Rupiah spot melemah 0,07% ke Rp 14.015 per dolar AS di akhir perdagangan Kamis (4/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×