Share

Potensi Nikel RI Besar, Menko Luhut: Kita Punya Bargaining Position yang Kuat

Rina Anggraeni , Sindonews · Jum'at 18 Juni 2021 08:43 WIB
https: img.okezone.com content 2021 06 18 320 2427052 potensi-nikel-ri-besar-menko-luhut-kita-punya-bargaining-position-yang-kuat-RvarCeE0WC.jpg Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu produsen nikel terbesar di dunia dunia dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI). Adapun jumlah produksi mencapai 21 juta ton dalam satu tahun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia kini telah mendorong investasi pada hilirisasi produk turunan Nikel untuk memproduksi baterai listrik.

Baca Juga: Menko Luhut Sebut Indonesia Punya Baterai Listrik pada 2023

“Dengan ini (potensi Nikel) yang besar kita lihat bahwa Indonesia punya bargaining position yang kuat,” ujar Luhut di Jakarta, Jumat (18/6/2021).

Karenanya, dia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki hak untuk berkembang dan bekerja sama yang saling menguntungkan. “Kita juga ngga boleh baik-baik amat. Kita harus mainkan peran kita,”sambungnya.

Baca Juga: Laba Vale Indonesia Melonjak 16% di Kuartal I-2021 Berkat Harga Nikel

Indonesia diproyeksikan memasok 50% pasokan dunia, dibandingkan dengan 28% pada tahun 2020.

“Produksi nikel Indonesia akan meningkat dengan adanya smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan mulai beroperasi pada 2021 yang akan menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate (MHP),”bebernya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menko Luhut menambahkan pemerintah saat ini fokus pada lima hal, yakni hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), pengembangan baterai lithium, sektor kesehatan, infrastruktur konektifitas maritim dan penurunan emisi karbon.

"Pemerintah saat ini fokus pada lima hal, yakni hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA), pengembangan baterai lithium, sektor kesehatan, infrastruktur konektifitas maritim dan penurunan emisi karbon," tandasnya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini