JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencatat pertumbuhan total aset sebesar 36% year to date (ytd) menjadi Rp11,4 triliun hingga akhir Juli 2021.
Bank Ina akan mengoptimalkan peningkatan total aset melalui sinergi dan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dalam Group Salim.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu menjelaskan, pertumbuhan aset terutama didorong oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp9,7 triliun dari Desember 2020 yang sebesar Rp7,1 triliun. Komposisi pendanaan dana murah (CASA) juga masih terjaga baik di level 34%.
"Peningkatan aset ini akan dioptimalkan Bank Ina dengan bersinergi dan sudah mulai melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dalam Group Salim, yang akan mendukung pertumbuhan bisnis perseroan," kata Daniel dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (23/8/2021).
Dia menambahkan, pandemi Covid-19 memang telah menyebabkan melemahnya permintaan kredit perbankan. Meski demikian, penyaluran kredit Bank Ina masih tumbuh sebesar 5% year to date menjadi Rp3,1 triliun, dengan kualitas aset yang terpelihara dengan baik.
Pertumbuhan di penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkatkan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional bank, yang pada akhirnya membuat laba bersih Bank Ina meningkat di posisi Juli 2021 menjadi Rp25,6 miliar. Sebagai catatan, hingga Desember 2020 lalu perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp19,3 miliar.
"Rasio permodalan bank juga masih sangat kuat dengan CAR di atas 30% dan masih akan meningkat dengan rencana perseroan untuk melakan right issue di semester II/2021," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya