CHICAGO - Harga emas terus menurun tertekan penguatan dolar AS yang mendapat sentimen positif dari data penjualan ritel Amerika Serikat. Hal ini pun memberi sepekulasi bahwa Federal Reserve dapat mempercepat pengurangan pembelian asetnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange anjlok USD38,1 atau 2,12% menjadi USD1.756,70 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (15/9/2021), emas berjangka juga merosot USD12,3 atau 0,68%% menjadi USD1.794,8.
Baca Juga: Harga Emas Turun Imbas Ketidakpastian The Fed
Departemen Perdagangan AS mencatat penjualan ritel AS naik 0,7% yang disesuaikan secara musiman pada bulan Agustus, menyusul penurunan 1,8% pada Juli. Data tersebut mendorong dolar dan imbal hasil obligasi AS lebih tinggi sehingga mengurangi permintaan emas.
Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, emas telah mendapat pukulan yang cukup besar dengan kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah dan data yang lebih kuat.
Kecuali ada beberapa peristiwa geopolitik atau kejutan dari Fed, menurut Haberkorn, lintasan emas tidak mungkin berubah menjelang pertemuan FOMC.
Baca Juga: Harga Emas Antam Kian Murah, Turun Rp12.000 Jadi Rp928.000/Gram
Emas juga menemukan sedikit dukungan dari kelesuan pasar tenaga kerja, dengan klaim pengangguran awal datang sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan minggu lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran awal naik 20.000 menjadi 332.000 dalam pekan yang berakhir pada tanggal 11 September.
"Angka penjualan ritel yang kuat menunjukkan sentimen konsumen mulai kembali, indikator yang baik bagi The Fed untuk membawa ekspektasi pada kenaikan suku bunga berikutnya," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, dikutip dari Antara, Jumat (16/9/2021).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya