JAKARTA - Indeks dolar AS sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Dolar melemah terseret data produksi di pabrik-pabrik AS mengalami penurunan terbesar dalam tujuh bulan pada September.
Produksi manufaktur AS terpukul karena kekurangan semikonduktor global yang berkelanjutan menekan produksi kendaraan bermotor, memberikan bukti lebih lanjut bahwa kendala pasokan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Permintaan Berkurang, Indeks Dolar AS Loyo
Gangguan pasokan menambah kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi dan menambah ekspektasi bahwa bank sentral AS perlu bertindak untuk mengatasi kenaikan harga.
"Prospek bank sentral global untuk menjadi lebih agresif melawan kekhawatiran inflasi yang berkembang dapat menempatkan dolar AS di bawah beberapa tekanan, meskipun Fed pada gilirannya dapat bertindak lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, mendukung dolar," kata Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global, di Action Economics.
Baca Juga: Dolar Naik ke Level Tertinggi Didorong Imbal Hasil Obligasi AS
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menysut 0,02% menjadi 93,95. Indeks sebelumnya mencapai 94,17 karena imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat.
Dolar Selandia Baru naik setelah data menunjukkan bahwa negara itu menghadapi tekanan harga tertinggi dalam satu dekade. Kiwi terakhir dikutip 0,7081 dolar AS, setelah sebelumnya naik ke tertinggi satu bulan di 0,7105 dolar AS.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya