Ada diskon khusus batu bara yang berasal dari Rusia. Diskon ini membuat China dan India meningkatkan kapasitas impor mereka
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan harga batu bara acuan atau HBA berada pada angka 319 dolar AS per ton pada Juli 2022.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga bulan ini turun 4,91 dolar AS per ton atau 1,51 persen bila dibandingkan harga bulan lalu senilai 323,91 dolar AS per ton.

"Ada diskon khusus batu bara yang berasal dari Rusia. Diskon ini membuat China dan India meningkatkan kapasitas impor mereka," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Agung menjelaskan bahwa ketertarikan China dan India melakukan impor batu bara dari Rusia lantaran harga batu bara global mulai merangkak naik akibat kelangkaan pasokan dan harga gas alam cair yang semakin mahal.

Selain itu, faktor lain dari penurunan harga batu bara acuan bulan ini juga disebabkan oleh peningkatan produksi batu bara domestik India untuk mengatasi persoalan krisis listrik di negara mereka.

Penurunan harga batu bara acuan, jelas Agung, merupakan kali terakhir dalam enam bulan terakhir.

Pada Januari 2022, harga batu bara acuan ditetapkan sebesar 158,50 dolar AS per ton, naik ke 188,38 dolar AS per ton pada Februari.

Selanjutnya, pada Maret menyentuh angka 203,69 dolar AS per ton, April sebesar 288,40 dolar AS per ton, Mei berada di level 275,64 dolar AS per ton, dan terakhir bulan lalu sebesar 323,91 dolar AS per ton.

HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal per kilogram GAR, total kelembaban 8 persen, total sulfur 0,8 persen, dan abu 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA, yaitu pasokan dan permintaan. Pada faktor pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok hingga teknis di rantai pasok, seperti kereta, tongkang, maupun terminal pemuatan.

Sedangkan untuk faktor permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti gas alam cair, nuklir, dan hidro.

Baca juga: Harga batu bara acuan Mei 2022 turun akibat produksi dunia naik

Baca juga: HBA April sentuh 288,40 dolar AS per ton terkerek embargo AS-NATO

Baca juga: Harga batu bara acuan Maret 2022 sentuh level 203,69 dolar AS per ton

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022