JAKARTA - Indeks dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dolar menguat di tengah ancaman resesi ekonomi global mendorong permintaan untuk mata uang safe-haven dolar AS, sementara dolar Australia, proksi untuk pertumbuhan global, jatuh ke level terendah dua tahun.
Inflasi yang merajalela dan serbuan bank-bank sentral untuk menaikkan suku bunga dan membendung aliran uang murah telah memicu aksi jual di seluruh pasar dan mengangkat aset-aset yang dipandang sebagai taruhan yang lebih aman.
"Ketika orang khawatir mereka masih membeli aset dolar," kata Analis Senior FXStreet.com, Joseph Trevisani, di New York dilansir dari Antara, Sabtu (2/7/2022).
"Anda memiliki tingkat pelemahan terhadap dolar yang bersaing dengan ketakutan akan resesi global dan sejumlah besar utang dan segala macam masalah lainnya," kata Trevisani.
Data pada Jumat (1/7/2022) menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Juni, dengan ukuran pesanan baru berkontraksi untuk pertama kalinya dalam dua tahun, tanda-tanda bahwa ekonomi sedang mendingin.
Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS telah turun, dengan para pedagang sekarang memperkirakan di puncak 3,32% pada Maret, turun dari perkiraan sebelumnya sekitar 4,0% sebelum pertemuan The Fed 14-15 Juni. Suku bunga acuan The Fed saat ini 1,58%.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya